Iklan

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Aksi Penganiayaan oleh Ajudan Bupati Halmahera Barat Terhadap Warga Beredar di Media Sosial

Senin | Juni 24, 2024 WIB Last Updated 2024-06-24T13:12:05Z
iklan
Ilustrasi

JAILOLO, DETIKMALUT.com - Sebuah video yang menunjukkan aksi penganiayaan terhadap seorang warga oleh ajudan Bupati Halmahera Barat, CA, telah beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, ajudan bupati terlihat memukul korban hingga tersungkur ke lantai.

Insiden ini terjadi pada Senin (24/6) saat seorang warga bernama Hardi Jafar Dano Dasim alias Don Joao menyampaikan aspirasinya terkait kelangkaan minyak tanah di wilayah Halmahera Barat (Halbar). Kejadian anarkis ini berlangsung dalam rapat yang diadakan oleh Bupati Halmahera Barat James Uang, yang dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Kadisperindagkop) Demisius O.Boky serta para pemilik pangkalan minyak tanah, bertempat di kantor Bupati Halbar.

Setelah sesi hearing selesai, bupati mengundang wartawan untuk masuk dan melakukan wawancara mengenai masalah kelangkaan minyak tanah di wilayah tersebut. Usai wawancara, Don Joao mencoba menanyakan kepada Kadisperindagkop tentang alasan pemotongan jatah minyak tanah di tiap pangkalan. Namun, aksi tersebut langsung dihalangi oleh ajudan bupati yang kemudian mengusir Don Joao keluar, sehingga terjadi adu mulut antara keduanya.

Emosi yang memuncak membuat ajudan bupati melayangkan pukulan kepada Don Joao, menyebabkan korban jatuh tersungkur ke lantai. Aksi kekerasan ini segera dilerai oleh beberapa orang yang berada di lokasi kejadian.

Menanggapi insiden tersebut, Don Joao menyatakan ketidakterimaannya atas tindakan anarkis yang dilakukan oleh ajudan bupati terhadap dirinya. 

“Aksi pemukulan ini akan saya laporkan ke Propam Polda Maluku Utara, besok atau pun lusa pokoknya secepatnya,” ujarnya dengan tegas.

Don Joao mengungkapkan bahwa kehadirannya dalam rapat tersebut adalah untuk menyampaikan kekhawatiran warga mengenai dugaan pengurangan jatah minyak tanah di pangkalan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Mulai yang biasa dapat jatah 12 ton disalurkan hanya 8 ton, ada yang 15 ton hanya dapat 10 ton. Ada juga yang jatah 60 ton tinggal 59 ton,” tambahnya, menggambarkan ketidakberesan distribusi minyak tanah yang merugikan masyarakat.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Bupati Halmahera Barat maupun ajudannya belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Masyarakat Halmahera Barat berharap adanya tindak lanjut yang tegas terhadap aksi kekerasan ini dan penyelesaian masalah kelangkaan minyak tanah di wilayah mereka.***

×
Berita Terbaru Update