Iklan

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Puluhan Sopir Angkot Mogok, Protes Pengelolaan Terminal di Ternate yang Semrawut

Senin | November 10, 2025 WIB Last Updated 2025-11-11T02:01:11Z
iklan
TERNATE, DETIKMALUT.com - Puluhan sopir angkutan kota (angkot) di Ternate melakukan aksi mogok. Sejak pagi, puluhan mobil angkot tampak berjejer di sepanjang jalan memasuki Kelurahan Fitu, tepatnya di sekitar kawasan The View. Para sopir terlihat berkumpul di satu titik untuk menjaga agar angkutan berbasis aplikasi tidak mengangkut penumpang di wilayah tersebut.

Aksi mogok ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Ternate terkait pengelolaan terminal yang dinilai semakin amburadul. Sopir menilai, Terminal Bastiong dan Terminal Gamalama kini tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Sekretaris Ikatan Solidaritas Sopir Angkutan Penumpang (ISSAP) Ternate, Mulyono Dahlan, mengatakan. “Tujuan aksi hari ini untuk bagaimana menjaga angkutan berbasis aplikasi yang diperopesi di sini,” ujarnya.

Selain itu Menurut Mulyono, aksi ini juga merupakan bentuk penolakan terhadap tata ruang terminal yang sudah keluar dari fungsi aslinya. “Aksi ini juga bentuk protes atas tong pe tataruang terminal torang minta kembalikan seperti yang diatur oleh undang-undang, karena terminal sekarang sudah bukan lagi naik turun penumpang. Sekarang sudah menjadi tempat bongkar muat, tempat parkiran oto, bahkan ojek pun masuk sampe ke dalam. Itu yang membuat pendapatan sopir angkut umum mulai menurun,” jelasnya.

Sebagai informasi, aksi mogok ini bukan pertama kali dilakukan. Kegiatan serupa sudah berlangsung sejak Minggu (9/11/2025), dan berlanjut hingga hari ini karena belum ada tanggapan resmi dari pemerintah kota.

Ketua ISSAP Kota Ternate, Muhammad Ely, melalui opini yang disampaikan di media sosial dua hari sebelumnya, menilai bahwa Kota Ternate sedang menghadapi persoalan serius dalam tata kelola transportasi perkotaan. “Terminal yang seharusnya menjadi simbol ketertiban dan wajah peradaban kota, kini justru berubah menjadi tempat yang semrawut, tak teratur, dan kehilangan fungsi dasarnya,” tulis Ely.

Ia menambahkan, kondisi Terminal Gamalama dan Bastiong kini lebih mirip pasar bebas kendaraan tanpa pengawasan. “Terminal Gamalama dan Bastiong kini lebih mirip pasar bebas kendaraan: truk bongkar muat, ojek, mobil ‘open kap’, hingga kendaraan lintas kabupaten keluar masuk tanpa pengawasan berarti.”

Ely juga menegaskan bahwa para sopir angkot menjadi korban utama dari ketidakpedulian pemerintah terhadap fungsi terminal. “Kami para sopir angkot menjadi korban utama dari ketidakpedulian ini. Pendapatan kami merosot, penumpang beralih, dan ruang kerja kami diambil alih oleh aktivitas yang tidak semestinya.”

ISSAP menegaskan bahwa tuntutan yang mereka sampaikan bukan karena emosi, melainkan berpijak pada dasar hukum yang sah, antara lain Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, Pasal 139 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta UU No. 11 Tahun 2005 tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.

“Kami bukan melawan, kami hanya mengingatkan dan menggugah nurani para pemimpin agar kembali berpihak pada rakyat kecil. Kami tidak minta belas kasihan, kami hanya menagih tanggung jawab. Jika pemerintah daerah terus diam, maka diamnya adalah bentuk ketidakadilan yang nyata,” tegasnya.

Aksi yang dilakukan para sopir angkot ini diharapkan menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Ternate agar segera menata kembali sistem transportasi. Para sopir berharap terminal dapat difungsikan sebagaimana mestinya, sehingga kesejahteraan mereka dapat kembali terjamin dan kota menjadi lebih tertib.(*)


×
Berita Terbaru Update