 |
Dalam penyerahan itu, sebanyak 10 unit perahu diberikan kepada kelompok nelayan setempat. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Sherly didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara, Fauzi Momole. Jumlah tersebut lebih besar dari proposal awal yang diajukan para nelayan.
“Kalian minta enam, saya kasih sepuluh,” ujar Sherly, disambut tepuk tangan warga yang menghadiri kegiatan tersebut.
Selain menyerahkan bantuan, Sherly juga membuka ruang dialog dengan masyarakat terkait kebutuhan infrastruktur pelabuhan dan rencana pembangunan breakwater atau pemecah ombak di kawasan Jambula.
Ia menjelaskan bahwa koordinasi dengan Kementerian PUPR serta anggota DPR RI asal Maluku Utara, Irine Yusiana Roba Putri, telah dilakukan. Panjang pemecah ombak yang direncanakan mencapai 200 meter.
Proyek tersebut diproyeksikan membutuhkan anggaran sekitar Rp20 miliar dan ditargetkan mulai dikerjakan pada tahun 2026.
“Mudah-mudahan pembangunan breakwater ini bisa terlaksana tahun depan,” kata Sherly.
Pemprov Malut juga merencanakan penambahan bantuan berupa mesin kapal pada tahun mendatang. Sementara untuk pengadaan perahu berikutnya, nelayan dapat memanfaatkan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sherly mengaku telah berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta sejumlah bank agar nelayan lebih mudah mengakses permodalan.
“Kalau bapak-bapak bersedia, pinjaman bisa diberikan sekitar Rp30 sampai Rp35 juta,” tuturnya.
Sherly berharap bantuan dan akses pembiayaan tersebut dapat memperkuat kapasitas produksi nelayan sehingga berdampak langsung pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Dengan terpenuhinya komitmen pemberian armada tangkap serta rencana pembangunan breakwater yang tengah diproses, masyarakat Jambula kini memiliki harapan baru untuk sektor perikanan yang lebih produktif dan lingkungan pesisir yang lebih terlindungi.(*)
