![]() |
WEDA, DETIKMALUT.com - Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) kembali menegaskan pentingnya memperkuat fondasi persatuan di tengah keberagaman. Ajakan ini disampaikan Wakil Gubernur Malut, H. Sarbin Sehe, saat menghadiri Perayaan Natal dan sambut Tahun Baru (Nataru) 2026 yang digelar Majelis Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Desa Lelilef Sawai, Kamis (11/12) malam.
Dalam sambutannya, Wagub mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memperkuat tiga nilai utama yang menjadi pilar kehidupan berbangsa, yakni nilai agama, nilai kemanusiaan, dan nilai kebangsaan. Ia menekankan bahwa perkembangan kehidupan beragama yang dinamis di Indonesia, khususnya di Maluku Utara, harus berjalan seimbang dengan penguatan nilai-nilai tersebut.
Menurutnya, nilai Ketuhanan tercermin melalui ibadah yang khusyuk dan ketakwaan di rumah ibadah masing-masing, sementara nilai kemanusiaan diwujudkan dengan menjaga hubungan baik antarsesama tanpa membedakan agama, suku, ras, maupun golongan.
“Seorang yang rajin ke gereja, rajin ke masjid, tapi hubungannya dengan tetangga terus bermasalah, maka keberagamannya perlu dipertanyakan. Kedua nilai ini harus berjalan beriringan,” tegas Wagub.
Ia juga mengingatkan bahwa keberagaman dan perbedaan keyakinan merupakan ketetapan Tuhan yang tidak dapat dihindari, sehingga tidak ada alasan bagi satu kelompok untuk merasa terhalangi oleh keberadaan agama lain.
Wagub turut mengapresiasi besar peran para tokoh agama yang selama ini menjadi pembimbing masyarakat dalam menjaga harmoni di tengah pluralitas.
“Kita tidak perlu seragam, tapi kita bersatu. Itu jauh lebih indah,” ujarnya.
Selain menyoroti nilai kebangsaan dan kearifan lokal, Wagub mengingatkan tantangan era industri 4.0 dan digitalisasi yang membuat arus informasi semakin terbuka. Ia menekankan perlunya memperkuat nilai religius dan spiritualitas agar masyarakat tidak mudah terbawa arus paham sekularisme.
Sementara itu, Ketua Departemen Aset Majelis Pusat GPdI, Pdt. Jakobus Polii, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kehadiran Wagub pada malam perayaan tersebut. Ia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan gereja di Maluku Utara yang dinilai cukup pesat.
Menurutnya, gereja memiliki visi besar untuk menumbuhkan kekuatan dan pengaruh melalui kasih yang membawa damai sejahtera. Hal ini selaras dengan tema Natal Nasional yang diusung Kementerian Agama dan Dirjen Bimas Kristen, yakni pesan “Pendamaian di Bumi”, yang mengajak umat menjadi agen transformasi berpusat pada Kristus dan pembawa damai bagi lingkungan sekitarnya.
Ia mengingatkan bahwa Natal bukan semata-mata kegiatan seremonial yang hanya dirayakan setiap bulan Desember, tetapi harus memiliki dampak nyata bagi kehidupan.
“Menjadi doa dan harapan agar Tuhan bekerja melalui jemaat untuk mendamaikan di tiga tingkatan, hati kita dengan diri kita sendiri, hati kita dengan sesama, dan hati kita dengan Tuhan,” pesannya.
Perayaan yang berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan ini diharapkan menjadi momentum memperkokoh toleransi serta memperluas semangat persatuan di Maluku Utara, terutama dalam memasuki Tahun Baru 2026. Dengan penguatan nilai agama, kemanusiaan, dan kebangsaan, pemerintah berharap masyarakat semakin siap menghadapi berbagai tantangan zaman dengan tetap menjaga kerukunan.(*)

