
![]() |
Ilustrasi |
TIDORE, DETIKMALUT.com - Sebuah tragedi yang menggetarkan hati masyarakat terjadi ketika seorang pemuda berinisial DP (20) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamarnya. Peristiwa tragis ini mengejutkan banyak pihak, sementara dugaan kuat muncul bahwa putus asa atas asmara yang tidak direstui orang tua menjadi pemicu utama.
DP, yang beralamat di Desa Lifofa, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, diketahui telah menjalin hubungan asmara dengan R (20) sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) beberapa tahun yang lalu. Namun, hubungan ini tidak direstui oleh orang tua DP, dikarenakan perbedaan keyakinan agama antara keduanya.
Peristiwa tragis itu terungkap ketika saudara korban, Rafael, berkunjung ke rumah orang tua DP pada Senin (15/04) pukul 18.40 WIT. Rafael bermaksud mengajak DP untuk bersama-sama menikmati buah langsat yang dibawanya dari rumah. Namun, ketika tak mendapat jawaban dari dalam kamar, Rafael memutuskan untuk mengintip dari balik jendela, hanya untuk menemukan DP dalam posisi gantung diri.
Menurut Kasi Humas Polresta Tidore Kepulauan, Aipda Agung Setyawan, DP ditemukan tergantung di kamarnya oleh saudaranya. Rafael segera memanggil orang tua korban, Ibu Olvi dan Pak Yustam, untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam. Usaha penyelamatan pun dilakukan dengan membawa korban ke Puskesmas Lifofa, namun sayangnya nyawa DP tidak dapat tertolong.
Hasil pemeriksaan medis menyatakan bahwa DP telah meninggal dunia, dan keluarga pun menolak otopsi atas alasan telah menerima peristiwa yang terjadi. Sebelum peristiwa tragis ini, pada tanggal 15 April 2024 pukul 12.40 WIT, kedua orang tua DP dan R mendatangi kantor Desa Wama, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, dengan tujuan untuk memisahkan keduanya.
Pertemuan tersebut berujung pada kesepakatan untuk memisahkan DP dan R melalui surat pernyataan yang ditandatangani kedua belah pihak. Namun, tragisnya, peristiwa ini tidak dapat mencegah langkah nekat DP untuk mengakhiri hidupnya, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Kejadian ini sekali lagi menjadi pengingat akan pentingnya mendukung kesehatan mental dan merawat hubungan antarindividu dengan penuh empati dan pengertian. Semoga peristiwa tragis ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis sesama.***